Kamis, 04 Mei 2017

Hacker Bantu Mencegah Pencurian Data Internet


via bp.blogspot.com



Saya turut prihatin atas diretasnya web site TELKOMSEL beberapa waktu yang lalu, ya walaupun setuju sih sama apa yang di ungkapkan sang hacker. Hehehe. Peretas tidak selamanya merugikan orang lain, tergantung niat dan tujuan menggunakannya. Jika niatnya untuk kebaikan bisa menguntungkan dirinya dan juga orang lain, seperti orang orang di bawah ini guyz.




Markus Schmall, dia adalah seorang peretas, namun itu 30 tahun yang lalu. Sekarang dia bekerja untuk perusahaan telekomunikasi. Markus Schmall bertanggung jawab untuk keamanan IT di TELKOM Jerman. Sejak tiga tahun ia sendiri mempekerjakan peretas. Sejauh ini ia telah menemukam 1500 celah keamanan yang berhasil ditutup sebelum peretas jahat bisa memanipulasi toko online atau mencuri data konsumen di bank data. Markus Schmall menghadapi masalahnya secara langsung. Tidak ada yang bisa menjamin keamanan 100% betapapun bagus prosesnya. Karena sistemnya terhubung dengan internet, jadi peretas bisa menyerang setiap saat. Ia tidak bisa mencegahnya, tapi dengan setiap laporan ia bisa memperkecil atau menutup celah keamanan yang ada. Markus Schmall tidak ingin sepenuhnya mengandalkan jasa peretas. Perusahaannya juga menjual piranti keamanan untuk melindungi komputer konsumen dari peretas. Serangan siber berubah setiap hari, sebab itu Markus Schmall menempatkan jebakan siber yang juga disebut Honeypots. Artinya ia mengaktifkan server web atau portal internet yang kelihatannya mudah diserang dan mengiklankannya di mesin pencari.
Mereka lalu menunggu situsnya diserang peretas yang mencari celah keamanan, lalu mencatat siapa yang menyerang dan bagaimana teknik serangan yang ia pakai.



Via bp.blogspot.com


Tim Schäfers dan Sebastian Neef mereka adalah mahasiswa informatik peretas yang ingin membuat dunia lebih baik. Peretas bisa merasuk ke komputer milik orang lain. Namun mereka ini tidak mempunyai niat buruk. Pemuda berusia 21 tahun ini serupa pemburu buronan aliad bounty hunter. Mereka diutus perusahaan untuk mencari celah keamanan di dalam sistem bank data atau piranti lunak. Untuk setiap kesalahan atau bug mereka mendapat uang. Perusahaan paling kaya adalah google, facebook atau twetter, mungkin juga paypal. Tapi mereka harus mempertimbangkan berapa bug yang bisa ditemukan, berapa lama menemukannya, dan juga berapa uang yang mereka dapatkan. Pada google misalnya sulit mencari celah keamanan, tapi jika bisa ditemukan, peretas biasanya mendapatkan banyak uang. Masing masing dari mereka berhasil mendapatkan sekitar Rp 500 juta dengan menjalani pekerjaan sampingan itu. Tapi pekerjaan ini bukan hanya soal uang saja. Semuanya berawal dari motivasi untuk merasakan sensasi yang didapat jika mereka berhasil menemukan sesuatu yang besar. Ada yang melakukan olahraga extreme untuk mendapatkannya sementara yang lain meretas. Para peretas ini belajar di Universitas Paderborn. Pencapain terbesar mereka sejauh ini ada pada pembayaran online paypal. Mereka menemukan kode program yang digunakan tidak mencegah orang untuk mengunduh data dari servernya. Untuk temuan tersebut keduabya mendapat hadiah 15.000 Euro. Proyek ini bukan angka nol atau satu di dalam sistem komputer atau bank data, melainkan dampak langsungnya pada dunia nyata. Jika kita berfikir tentang ponsel pintar maka ada dampak yang sangat luar biasa besar pada dunia nyata dab dampaknya jauh lebih merugikan ketimbang pencurian data konsumen.
Para peretas yang bekerja sebagai pemburu celah keamanan, harus mentaati sebuah peraturan. Salah satunya adalah celah yang ditemukan tidak boleh di publikasikan sebelum ditutup.
Baca Juga
Jangan Anggap Internet Itu Bakal Ada Selamanya, Inilah Hal Hal yang Bisa Menyebabkan Kematian Internet

Tidak ada komentar: